![]() |
| ecc.ugm.ac.id |
Sebuah artikel menarik yang saya temukan di website anakui.com. Tentang salah jurusan,
sesuatu yang perlu dihindari oleh mahasiswa. Namun, apa yang dapat dilakukan
ketika kita sudah terlanjur masuk ke jurusan itu? Langsung saja baca postingan
dibawah
-----------------------------
Judul Asli :
Bagaimana Meraih Impian Walaupun Kamu Salah Jurusan
Oleh : Wahyu Awalludin
Seorang kawan
mengeluh bahwa ia salah jurusan. Inginnya ia ke fakultas X, sekarang malah ada
di fakultas Y. Ia selalu berkata bahwa ia tak berminat di fakultas yang
sekarang. Ogah-ogahan belajar. Tak ada pemantik. Tak ada gairah.
Saya selalu percaya bahwa pekerjaan terbaik adalah pekerjaan yang
sesuai dengan minat kita. Tak peduli serendah apa pekerjaan itu di mata orang
lain, tak peduli betapa tak populernya ia, tetaplah itu yang terbaik bagi diri
kita. Karena bekerja tidak hanya mencari uang. Ia adalah salah satu sumber
kebahagiaan. Pekerjaan juga adalah ibadah. Apa bagusnya ibadah yang dilakukan
dengan terpaksa?
Dan lalu, apa yang harus kita lakukan?
Langkah pertama, jika memungkinkan, pindahlah ke jurusan yang menjadi
minatmu. Renda hidupmu dari awal lagi. Menyakitkan memang, tapi toh kadang obat
yang pahit harus diminum demi kesembuhan.
Namun, ini bukanlah surga. Ini dunia yang tidak sempurna. Selalu ada
keterbatasan. Ada teman yang tak bisa pindah jurusan karena berbagai kendala
seperti umur, biaya, tidak diizinkan orangtua, dan lain-lain. Apa yang bisa
kita lakukan?
Mudah saja, belajar otodidak. Itulah langkah kedua.
Seorang sahabat mengalaminya. Ia ingin kuliah di jurusan X karena
menggemari sebuah ilmu yang ia katakan menjadi “bagian hidupnya”. Namun, nasib
berkata lain. Sekarang ia di jurusan Y yang sama sekali tak ada di benaknya.
Toh ia tidak menyerah. Dengan kemampuannya akan ilmu itu yang tergolong langka
di jurusannya, jadilah ia terkenal. Dari situ, tak peduli dengan titelnya
sebagai mahasiswa Y, ia belajar mati-matian ilmu X langsung dari para pakar.
Malah, konon ia sedang mempersiapkan sebuah teori baru. Tidak ada alasan
mengapa ia harus repot-repot melakukan itu selain karena cinta. Ya, ia cinta
ilmu itu. Dan tidak ada yang bisa menghalanginya, sekalipun itu sistem.
Kedua langkah itu bisa dilakukan dengan hati yang mantap dengan satu
syarat: kamu mengetahui apa tujuanmu. Kamu tahu apa mimpimu sehingga kamu
bangkit lagi setelah terjatuh berkali-kali di sana. Kamu tahu apa yang kamu
mau, sehingga kamu rela merajut dari nol lagi. Kamu paham hal apa yang paling
penting bagimu, karena itulah kamu berani mengambil keputusan untuk hidup ini.
Inilah yang jarang dimiliki generasi muda sekarang: keberanian menemukan mimpi
dan keberanian mengambil keputusan untuk meraih mimpi itu.
-------------------------------
Salah jurusan memang mengerikan, sekali kamu merasa salah
jurusan, dan tidak ada pembenaran yang dapat membangkitkan semangatmu untuk
tetap survive di jurusan itu, yang ada adalah malas belajar, dan pikiran
seperti “buat apa saya kuliah disini?, akan menjangkiti anda, seperti yang saat
ini penulis rasakan. Namun, pada akhirnya kita harus tetap sadar, bahwa semua
juruasan itu bagus. Masuk jurusan yang kita inginkan itu adalah bonus. Hasil
akhir toh tetap ada pada pribadi masing masing, bagaimana dia dapat
menyelesaikan studi di jurusan tersebut. Satu lagi, setiap jurusan itu
berprospek, karena prospeklah yang menyebabkan jurusan itu dibuka. Kata kata “Semua
Jurusan Itu Baik” memang nyata benarnya. Sukses Atau Tidaknya seseorang di
sebuah jurusan kebanyakan karena faktor yang ada dalam diri orang tersebut.
Sehingga, dapat disimpulkan, bahwa Salah jurusan itu tidak sepenuhnya buruk,
karena hal yang kita anggap kesalahan itu adalah pemberian tuhan untuk kita.
Dan pada akhirnya, semua kembali ke kita, apakah kita mampu “melawan” jurusan
yang kita anggap salah ini, atau justru kita membiarkan diri kita terjerembab
dalam ke sia-siaan hidup dalam jurusan yang kita anggap salah itu.

0 comments:
Post a Comment