Dr.-Ing. B.J. Habibie
Dua hari yang lalu, saya selesai membaca sebuah buku. Buku
yang sudah terbit cukup lama memang, namun ke fenomenalan nya kembali muncul ke
permukaan setelah sebuah film yang diangkat dari kisah yang ada dalam buku
tersebut dirilis. Ya, Habibie dan Ainun. Buku ini menceritakan betapa
dibelakang orang yang besar, terdapat wanita wanita hebat yang selalu mendukung
dan memberika semangat bagi sang laki laki, dan dalam hal ini adalah Ibu Hasri
Ainun Habibie.
Begitu selesai, saya berada pada sebuah perenungan yang
cukup lama. Dengan orientasi kepada kisah hidup Habibie, dan pencapaian
pencapaian yang berhasil Beliau Raih. Dalam sebuah bagian, dicertakan sebuah
kejadian, setelah beliau berhasil meraih Edward Warner Award, sebuah
penghargaan setara Nobel Bagi Orang Orang hebat yang berkecimpung di dunia
konstruksi pesawat terbang, dan serta turut mengundang menteri perhubungan dari
berbagai negara di dunia. Ketika ditanya, seperti apa beliau tepat 50 tahun
sebelum beliau memperoleh penghargaan ini, beliau menjawab "Saya sedang membaca Alquran di rumah bugis dari kayu
dan bambu di pinggir hutan tempat pengungsian". Tentu tidak ada yang
menyangka, seorang anak kecil, yang tinggal di rumah bugis sederhana, akan
menjadi seorang ilmuan terkenal dalam dunia penerbangan yang merancang pesawat
pesawat canggih, dan tanpa mengabaikan sebuah fakta, bahwa, di tempat
kelahiarnnya, indonesia, jangankan membuat pesawat terbang, untuk makan teratur
tiap hari tanpa kekurangan, masih menjadi harapan sebagian besar orang di
negeri ini.
Renunganku terus berlanjut, memikirkan, bagaimana
beliau mampu membuat orang orang eropa tercengang, dengan kemampuannya
menerapkan prinsip thermoelasticity dalam upaya menghtung rambatan retak pada
sayap pesawat yang kemudian teori temuannya dinamakan teori Habibie. Teori
habibie mengingatkanku, terhadap teori teori yanng sebelumnya telah ditemukan
dalam dunia mechanical engineering, seperti teori gas, seabreg hukum newton dan
penerapannya, serta yang paling dahsyat adalah Teori relativitas. Berfikir
bahwa teori Habibie dapat disandingkan dengan teori teori mereka semua,
dicantumkan di buku buku textbook Advanced Aviation Engineering, dan dipelajari
oleh mahasiswa MIT, Harvard, Cambridge, dan universitas kenamaan di dunia.
Hingga deretan prestasi yang belau membuat pak harto, orang
nomor satu di indonesia, mengangkat beliau menjadi menristek. Memberikan
secercah harapan bagi kemajuan teknologi indonesia. Saat pak habibie diangkat
menjadi menteri, tentu banyak orang yang boleh berharap banyak, akan kemajuan
bangsa, mampu bersaing dengan bangsa lain yang lebih maju. Boleh membayangkan
sebiuah moda transportasi murah, cepat, yang mampu menghubungkan berbagai
wilayah di indonesia. Menyatukan 13ribu pulau menjadi satu NKRI, melalui
Transportasi. Boleh pula membayangkan, indonesia memiliki kemampuan militer
yang berteknoogi canggih, Senjata senjata berat yang mampu membuat negara musuh
keder. Boleh pula membayangkan sebuah kapal super cepat yang mampu mengarungi
samudra dengan gagah, serta kereta api yang melebihi ekspektasi seperti
shinkanzen, dan lain sebagainya. Harapan itu begitu nyata, seakan seperti
sebuah cahaya, yang berada di ujung lorong kegelapan, dan kita tinggal berlari
untuk meraihnya. Langkah kongkrit pun dilaksanakan, Pembangunan industri moda
transportasi digalakan. Di Madiun Ada INKA, Pindad, ada pula PT PAL di
Surabaya, dan yang paling dahsyat adalah IPTN. Kesemuanya, di dirikan atas
dasar rencana strategis yang telah disusun dengan matang oleh Habibie, dengan
target 20 tahun kedepan Indonesia sudah tinggal landas, dan menjadi pemain
penting dalam industri strategis dunia. Seakan akan, hanya tinggal selangkah
saja kita meraihnya Dan akhirnya, sebuah sejarah diukir oleh putra putri
indonesia. Sebuah Pesawat Commuter tercnggih di kelasnya mampu di buat oleh
tangan tangan anak bangsa. N-250 "Gatotkaca", pesawat Commuter dengan
teknologi Fly By Wire yang tercanggih di kala itu, berhasil mengudara di angkasa
bandung, dan jawa. Hal yang sebenarnya mampu membungkam dunia kala itu,
membuktikan bahwa Indonesia Tidak bodoh, indonesia mampu memproduksi berbagai
moda transportasi yang canggih tanpa bergantung pada bangsa lain. Mampu
memproduksi untuk bangsa sendiri, bukan malah menjadi pasar bagi bangsa lain.
Sudah sering didengungkan, salah satu kriteria negara maju, adalah dilihat dari
kemajuan militer dan transportasinya. Pesawat menjadi trademark di bidang ini.
Bisa dibilang, kalo sebuah bangsa mampu membuat sebuah pesawat yang canggih,
sehingga mampu menjadi moda transportasi andalan di negaranya, maka bangsa
tersebut akan dianggap maju, dalam bidang transportasi. Mengingat untuk membuat
sebuah pesawat terbang memerlukan teknologi yang lebih tinggi dibandingkan
transportasi darat, kemajuan teknologi transportas darat akan mengikuti
kamajuan di bidang transportasi udara, mengikuti sebuah statement
"Mengerjakan yang susah saja mahir, apalagi yang gampang".
Sesaat. . . . . Dan pikiranku masih terus melayang
Namun, memang banyak yang tidak suka dengan keberhasilan
ini, terutama mereka yang telah menjadi pemain lama dalam dunia produksi
pesawat komersil dan militer. Sudah barang tentu, indonesia yang merupakan
sebuah negara dengan formasi kepulauan, membentuk barisan pulau pulau dengan
hampir 50 pulau besar, dari total 13.000 pulau yang tersebar di sepanjang
sabang sampai merauke. 33 Provinsi, dan semuanya wajib memiliki lapangan
terbang, karena kondisi geografis negara kita, merupakan pasar yang sangat
potensial untuk pemain pemain lama ini. Dan tentu saja dengan keberadaan
industri pesawat domestik, menjadi ancaman nyata bagi kelangsungan hegemoni
mereka dalam menguasai industri strategis di indonesia. Terus mencari
kesempatan, berkoar koar di media, meragukan kapasitas anak bangsa dalam
teknologi, dan memanfaatkan "kebodohan" bangsa sendiri, yang hingga
kini, tidak yakin dengan buatan bangsa sendiri, dan lebih suka dengan merek
barat, karena terkesan keren, dan mewah. Dan akhirnya, tahun 98 menjadi tahun
kemenangan mereka, ditengah keterpurukan Indonesia karena krisis ekonomi, IMF
seakan menjadi mesias, menyelamatkan bangsa ini dari keterpurukan. Namun kita
lupa, bahwa dibalik IMF, terdapat tangan tangan pemodal, yang menanamkan uang
mereka pada IMF. Hal ini menjadi bumerang bagi bangsa ini, dimana persyaratan
persyaratan yang diajukan oleh IMF, Justru menjadi pembunuh industri strategis
Indonesia. IMF mensyaratkan untuk menutup industri strategis bangsa, dan mereka
akan memberi uang, untuk menyelamatkan indonesia dari keterpurukan. Dan Skak
Mat. Indonseia memang terselamatkan, namun sesaat. Kondisi kita memang menjadi
lebih baik, namun, impian untuk memiliki pesawat sendiri, kereta cepat sendiri,
dan hal hal canggih lainnya, musnah, setidaknya untuk 20 tahun kedepan.
Di titik inilah, Habibie, sebagai seorang tokoh, menjadi
bermakna. Beliau lah yang mampu membuka mata dunia, bahwa indonesia itu tidak
bodoh, anak bangsa itu pintar pintar, Orang orang yang merasa dirinya sok
pintar itulah yang sebenarnya bodoh, meragukan mencela karya bangsa sendiri,
masih ingat komentar yang muncul saat pesawat kita ditukar dengan beras ketan.
"Akhirnya Pesawat Itu Hanya Seharga Beras Ketan", banyak terdengar.
Banyak yang berasa terhina, insinyur insinyur kita disetarakan dengan petani
petani thailand, tanpa melihat fakta fakta yang ada. Anak Bangsa merendahkan
mangsa sendiri. tanpa melihat fakta yang sebenarnya, bahwa itu adalah strategi
pak harto dan habibie, bahwa barter tidak akan terkena pajak, jika diuangkan,
maka untuk mengimpor akan dikenai pajak 10 persen, maka jalan paling baik
adalah dengan barter, sehingga uang rakyat 100 persen terpakai untuk mencukupi
kebutuhan rakyat. Sebuah cara yang bagus, untuk memenuhi kebutuhan domestik,
walaupun tentunya mereka tahu hal ini akan melemahkan citera mereka.
Terus Melayang. . . Menembus batas logika, dan aku terus
berfikir
Hingga akhirnya beliau menjadi presiden Indonesia ke 3,
karir tertinggi beliau. Pada titik ini, memang merupakan titik tertinggi dan
sekaligus tersulit, yang pernah dialami oleh Habibie. Habibie menjadi presiden
ketiga, sekaligus menjadi presiden pertama di era reformasi, yang penuh dengan
tuntutan perbaikan berbagai sendi kehidupan. Kebebasan menjadi topik utama pada
periode ini. Dan ini pula yang menjadi boomerang dimasa kepemimpinannya.
Kebebeasan yang beliau hembuskan, menyebabkan salah satu provinsi termuda kita,
timor timur lepas dari NKRI, yang menjadi penyebab utama ditolaknya pertanggung
Jawaban beliau pada sidang istimewa MPR. Akhirnya, , , setelah 25 tahun lebih
mengabdi sebagai seorang politikus, Habibie kembali kedalam jiwanya lamanya,
yaitu seorang Scientist. Setelah mampu menginspirasi bangsa ini, untuk lebih
menghargai karya anak bangsa sendiri, bahkan hingga kini inspirasinya masih
terasa.
Sebagai seorang laki laki, hidup beliau terkesan sangat
lengkap. Kekayaan, kepintaran, kejayaan, kebaikan, dan tentunya, wanita nya.
Ibu Hasri Ainun Habibie, Yang selalu menjadi tokoh utama di buku yang baru
selesai saya baca dua hari yang lalu. Disini, pepatah lama "Dibalik laki
laki yang luar biasa, pasti ada wanita luar biasa yang menjadi
pendampingnya" sangat terasa, dimana ada habibie, ada ainun, begitu pula
sebaliknya. Saling menjaga, sampai ajal memisahkan. Saling memberi semangat dan
saling menguatkan. Menjadi teladan yang sangat pas untuk membina keluarga.
Inspirator, Beliau sangat menginspirasi. Siapa sangka, anak
usia 8 tahun,yang sedang membaa Qur an di pinggir hutan pare pare, mampu
menjadi seorang ilmuan jenius, menteri, dan akhirnya menjadi presiden. Bahwa
apa yang kita alami saat ini, akan mempengaruhi kita 30-50 tahun lagi. Menjadi
teladan anak bangsa, yang cemerlang, membaca kisahnya akan membuat kita makin
semangat kuliah. Mengabdikan diri untuk kemajuan bangsa. Dan yang paling utama,
menunjukan, bahwa anak indonesia itu tidak bodoh. Mereka pintar pintar, asal
mereka di hargai oleh orang orang yang ada diatas sana. Teringat, akan sumpah
Habibie, ketika beliau sedang terbaring sakit di jerman, untuk Mengabdikan jiwa
raganya, bagi ibu pertiwi.
Sumpahku
Terlentang! Jatuh!
Perih! Kesal!
Ibu Pertiwi
Engkau pegangan
Dalam perjalanan
Janji Pusaka dan Sakti
Tanah Tumpah darahku
makmur dan suci
.....
Hancur badan!
Tetap berjalan!
Jiwa besar dan suci
Membawa aku PADAMU!
Memang,untuk memajukan
bangsa ini Kita Butuh Banyak Orang seperti Pak Habibie, Sayangnya, mungkin,
orang seperti beliau, lahirnya, 100 tahun sekali ^_^
Dan Akhirnya. . . .
Lamunanku Terus Berlanjut. . . . . . Tanpa Akhir Yang Pasti

0 comments:
Post a Comment