“Everything’s
better here, One of the causes may be due to the presence of you here”
Bunga-bunga
tetap bersemi disini. Keberadaan ku disini seakan memang sudah merupakan
rancangan terbaik dari sang kuasa. Segala pengalaman telah menempaku menjadi
lebih baik, Jauh lebih baik dari sebelumnya. Aku belum pernah merasa se-siap
ini untuk menghadapi kehidupan. Yes, maybe this is my real way, sebuah jalan
yang memang sengaja dirancangkan tuhan untuk ku, untuk hambanya ini.
“Dhan, kuliah”
Sebuah pesan
masuk yang isinya hanya dua kata itu, dua kata dari Fitri, yang sudah berhari-hari
tak mengirimiku pesan. Ah, mungkin karena aku tak pernah lagi menatapnya,
pandangan nya terhadapku mulai berubah. Mengajak bicara pun jarang. Mungkin
yang di fikirkannya sekarang adalah dia sudah salah mengenal orang. Dhani yang
dia kenal sekarang bukan Dhani yang dia kenal dulu, yang selalu ada untuknya,
yang selalu siap dimintai tolong ketika dia membutuhkan pertolongan. Dhani
sudah berubah menjadi orang yang lebih pendiam, tak suka bicara padanya, ya, .
. hanya kepadanya aku tak ingin berbicara.
Sesak sekali
sebenarnya, harus melihat orang yang didamba mulai menjauhi kita. Tapi mungkin
ini lebih baik. Aku saat ini sama sekali belum siap. Aku belum punya apa apa
untuk menyenangkannya. Aku selalu ingin memberikan sesuatu yang special bagi
orang yang ku cinta, namun selalu tak bisa terlaksana. Ya, karena aku belum memiliki
apapun untuk dibanggakan.
Satu mungkin
yang ku harap, agar dia tak tahu bahwa dia telah mengait hari ini. Aku selalu
percaya bahwa hati itu selalu bersiklus. Seperti kata seorang teman lama, bahwa
mungkin kau saat ini sangat mencintainya dengan sepenuh hatimu. Namun yakinlah
sebesar apapun cinta itu, seiring berjalannya waktu, cinta itu akan memudar, tergantikan oleh cinta yang lain.
Semuanya rasanya
menyenangkan disini. Lingkungan, kawan-kawan, kebahagiaan jadi semakin lengkap
walaupun aku harus jauh dari orang tua yang berada jauh di kampung halaman. Dan
mengenal Fitri mungkin turut serta mengisi kepingan kebahagiaan ku disini.
(Bersambung)
0 comments:
Post a Comment